Pages

Senin, 02 Mei 2011

Dari Catatan Hati Seorang Istri

Hujan dari tadi siang belum juga reda, sudah tidak deras seperti siang tadi. Petir dan guruh juga sudah tidak menakutkan. Namun hujan yang tak deras juga tak gerimis, tampaknya akan awet hingga tengah malam. Bisa jadi bisa sampai esok dini hari. Usai saya membaca e-book “Catatan Hati Seorang Istri” karya mbak Asma Nadia, yang sudah hampir seminggu berada di laptop saya. Setiap kisah di buku itu membuat hati saya jadi melankolis. Didukung hujan yang menampilkan suasana syahdu. Hati saya sebagai istri sebagai perempuan, seperti diketuk-ketuk seperti ikut merasakan setiap catatan yang dibuat mbak Asma dari kisah-kisah istri yang menginspirasinya.

Mendalami hikmah cerita, saya jadi rindu suami, saya jadi merasa kalau sangat mencintainya. Saya jadi sangat bersyukur, namun saya juga takut mengalami seperti beberapa kisah yang ditulis di buku itu. Saya tak bisa menguraikan satu per satu isi ceritanya. Yang jelas menampilkan sisi-sisi lain dalam kehidupan berumah tangga. Sisi lain sosok laki-laki, sudut hati seorang istri, yang kadang bisa tersenyum walau sedang perih hatinya. Menangis haru saat bahagia. Salah satu kesimpulan setelah membaca kisah-kisah CHSI ini adalah ternyata membalut luka itu tak mudah, apalagi luka hati yang sudah terbalut oleh cinta. Saya yakin para istri yang merasai ini akan lirih penuh harap dan takut berdoa agar Allah senantiasa menjaga rumah tangganya.

Kesimpulan lain yang saya dapatkan setelah mendalami kisah-kisah dalam CHSI, perempuan (istri) adalah sosok yang kadang dianggap lemah namun sesungguhnya ada energi kekuatan besar yang tak dimiliki oleh para suami. Kalau saya hiperbolakan, hatinya kuat lebih kuat daripada baja.

Teringat lagi saya dengan 6 halaman SMS dari murobbi saat hari kartini kemarin, “Di balik pahlawan besar ada perempuan agung. Energi sang pahlawan salah satunya dari perempuan. Perempuan adalah penyangga spiritual, sandaran emosional; disana ada ketenangan dan gairah, kenyamanan dan keberanian, juga kekuatan. Laki-laki akan menumpahkan energinya diluar dan mengumpulkannya dari rumah. Kekuatan besar perempuan untuk mendampingi para pahlawan adalah kelembutan, kesetiaan, cinta dan kasih sayang. Perempuan adalah padang jiwa yang luas dan nyaman, tempat laki-laki menuangkan sisi kepolosan dan kekanakan, tempat mereka bermain dengan lugu dan riang, saat melepaskan kelemahan dengan aman, saat merasa bukan siapa-siapa, saat mereka menjadi bocah besar. Disanalah sang pahlawan menyerap energi buat jiwanya. Kesederhanaan perempuan adalah keagungan, kelembutan, kesetiaan, cinta dan kasih saying, itulah keajaiban perempuan” saya senang sekali membacanya, dan berharap semoga demikian juga saya bagi suami saya. Pada saat itu saya forward SMS tersebut ke sahabat saya. Cepat sekali dia membalas “good. . . good”.

Catatan hati seorang istri, saya yakin setiap istri mempunyainya . . . mau manis, pahit, kecewa, bahagia, sedih atau apapun. Insya Allah jika disikapi dengan syukur dan sabar, usaha dan doa, niat terbaik untuk menjadi perhiasan dunia . . . pada akhirnya akan menjadi pondasi untuk mempunyai rumah di surga. Bismillah . . .

3 komentar:

  1. ada yg versi Catatan Hati Seorang Suami ga mba? buat gambaran sebelum benar-benar memerankannya ^^
    *belum sempat (menyempatkan) baca CHSI :D

    BalasHapus
  2. @ nur ahmadi

    hehe..sprtinya harus ada penulis bpk2 yg sprti Asma Nadia dulu..agr ada buku CHSS..

    Kaum ibu, istri, akhwt, wanita mmg punya keistimewaan lebihkan.. Ada fikih wanita ndak ada fikih laki2, ada materi keakhwatan tp gak ada materi keikhwanan..nah skg ada CHSI tp gak ada CHSS.. :D

    Sy sarankn para suami, para calon suami jg mbaca..insyaAllah bmanfaat. Sy br bc yg lama, yg newCHSI msh mau beli bukunya..

    BalasHapus
  3. wah ane jadi pengen membaca buku itu yang sudah membuat istriku jadi melankolis...
    tapi yang dalam bentuk buku... kalau yang dalam bentuk eBook suka capek bacanya...

    Jadi pengen lihat sudut pandang seorang istri...

    BalasHapus