Pages

Jumat, 20 Januari 2012

Ada yang Beda, Karena Ada Mushala

Ada yang beda 2, 3 hari ini di sekolahan tempat saya setiap harinya mengaktualisasi diri. Seperti pagi tadi, jelang istirahat pukul 08.30 anak-anak kelas VI keluar kelas bergantian menuju ke tempat wudhlu. Tertib, agak riuh antri berwudhlu. Usai satu, dua, tiga, dan seterusnya. Bagi yang sudah beres, kembali ke kelas untuk mengambil mukena, sarung, sajadah masing-masing. Seperti dikomando mereka menuju ke pojok halaman, menuju sebuah bangunan baru di sekolah ini. Mereka akan shalat Dhuha. Juga siangnya jelang bel pulang sekolah, sekitar pukul 11.55, saat sayup terdengar kumandang adzan dari masjid besar di tepian jalan raya depan. Sekarang gentian kelas V yang bersiap melakukan seperti apa yang dilakukan kelas VI. Tentu saja bukan untuk Dhuha, namun akan Dzuhur berjamaah di bangunan terbaru di sekolah kami.


Bangunan terbaru itu adalah mushola sekolah, ehmmm . . . sebenarnya kurang tepat jika disebut mushola. Karena tak terlalu kecil. Bahkan saya yakin bisa menampung 120an siswa kelas 4, 5, 6. Tapi kalau masjid rasanya berlebihan, apa yaaa . . .?!! Faktanya memang lumayan luas, mushala sekolah ini. Mushala Baitun Nurrahman. Pembangunan mushala ini adalah hasil dari tekad niat bulat, keinginan untuk punya tempat ibadah yang memadahi di sekolah kami. Hampir 2 tahun, akhirnya tuntas juga. Dana pembangunan mushala ini murni swadaya. Tak sedikit pun ada bantuan dinas. Swadaya dari infak guru, wali murid, siswa, komite, para pengusaha di sekitar sekolah, juga para donator yang tak bisa disebutkan satu-satu. Lamanya waktu pembangunan yang hampir 2 tahun jelas disebabkan karena menunggu terkumpulnya dana. Selesai beberapa bagian, kadang harus berhenti sejenak menunggu terkumpulnya dana. Alhamdulillah walau lama namun ada saja jalan Allah memberi kemudahan.




Sekarang anak-anak tak perlu lagi berjalan 300an meter jika akan shalat dhuhur bersama, jika ada acara pesantren kilat Ramadhan tak perlu repot-repot bergotong-royong mengeluarkan meja kursi kelas VI sebagai ruang pelaksanaan juga shalat berjamaah. Dan senangnya sekarang semua warga sekolah bisa melaksanakan shalat dhuha di Mushala. Tak lagi shalat di space kosong di ruang computer yang jadi satu dengan ruang guru. Selain itu, mushala ini menjadi sarana hebat untuk meningkatkan keimanan warga sekolah. Juga pelaksanaan pembiasaan pendidikan berkarakter. Sudah diatur sedemikian rupa pelaksanaan shalat dhuha dan dhuhur berjamaah, sehingga mushala tak sepi juga tak terlalu sesak.



Yaa, mudah-mudah semangat kami saat berniat membangunnya, semangat kami ketika mengumpulkan dana, semangat kami saat menyelesaikan tahap demi tahapnya, tak hilang. Namun berganti dan tumbuh membesar, menguat, menjadi semangat luar biasa untuk meramaikannya dengan amal dan ibadah, membentuk pribadi yang tak hanya cerdas di kelas. Namun menjadi generasi harapan, generasi Rabbani. Aminnn.

Kamis, 19 Januari 2012

NgeGombal Ala OVJ

Bagi yang penggemar Opera Van Java, tayangan di Trans 7, tentunya sudah tak asing lagi dengan joke-joke pengocok perut yang para wayang lontarkan. Karena kepiawaian mereka dalam melontar api humor tak diragukan membawa tayangan ini mempunyai rating dan tempat tersendiri di hati para penggemarnya. Bahkan beberapa gaya bercanda para wayang acap kali menjadi trend. Ehm . . . . salah satunya ini nih, gaya ngeGombal wayang Andre OVJ yang lumayan mengocok perut. Pun saya dan suami saat melihat OVJ bersama, sering kali kami menunggu manuver-manuver Andre OVJ akan serangan ngeGombalnya. Dan ini menjadi trend tersendiri, ketika melihat beberapa tayangan di acara lain pun ikut-ikutan gaya ngeGombal.


Pernah suatu sore menjelang maghrib, saat suami baru saja pulang dari kantor, sambil menikmati teh hangat, tiba-tiba dia mulai ngeGombal. Saya yang dirayu model gombal seperti itu senang-senang saja mendengarnya, dan tertawa. Tak cuma sekali dua kali, satu bagian dua bagian. Ini yang membuat saya heran, dalam hati saya menggumam . . . semakin jago saja mas ini menciptakan kalimat-kalimat ngegombal seperti ini. Gak pa pa sih, asal disampekan hanya ke istri saja hehe. Karena tak kunjung selesai, akhirnya saya bertanya 'ehm dapet darimana kalimat-kalimat itu . . ." Suami tak menjawabnya, hanya tersenyum saja. Lagipula sudah adzan maghrib.


Setelah pulang dari masjid. Saat saya bertilawah, suami menyalakan laptopnya, lalu menunjukkan kepada saya. Ehm . . . beberapa detik kemudian saya sudah menikmati tayangan video "Raja Gombal vs Ratu Gombal". Jelas membuat saya tertawa melihatnya, ooooohhhh ternyata belajar dari tayangan ini yaaa. Kirain ngarang sendiri. Video tersebut adalah potongan sesion dalam tayangan OVJ . . . yang penuh dengan kegombalan Andre dan Jesica Iskandar . . . weewwww.



Tentu tak masalah ngeGombal seperti ini, dengan syarat ngeGombalnya setulus hati dan di jalan yang benar. Artinya ditujukan untuk orang yang berhak dicintai dan sudah terbingkai dalam bingkai yang bernama pernikahan. Alasannya tentu saja lebih syar'i. Kalau menurut saya, fragmen-fragmen ini akan menghangatkan hubungan berumah tangga. Mencairkan hubungan, menyemarakan suasana, menambah romantisme yang terkadang lama tak tersketsa dalam hubungan suami istri, terutama yang sudah lama menikah, dan sibuk dengan urusan pekerjaan juga anak-anak.


Seperti yang pernah saya baca di wall FB Murobbi saya yang sudah belasan tahun menikah, dan mempunyai 3 putera-puteri. Ada status romantis dari suaminya yang berisi kegombalan, dan dicomment ni juga dengan kegombalan yang setara oleh Murobbi saya. kira-kira begini
Status:
Abi: Ummi bapak kamu tentara yaaa?!!!
Ummi: Kok Tahu siiiih?!!!
Abi: Karena engkau telah bergerilya di hatiku
Ummi : Uhuuuiiiii

lalu si Ummi berkomentar:
Ummi: Abi, orang tuanya guru yaaaa?!!!
Abi: Iyaaa, kok tahu sihhh?!!!
Ummi; Karena engkau telah mensertifikasi hatiku
Abi: .......^^


Saat itu saya senyum-senyum membacanya. Lucu tapiii romantis. Pada akhirnya, semua ini adalah sarana-sarana saja untuk menjaga kehangatan berumah tangga. Walaupun kata-katanya ngegombal sangat, namun jika sungguh didasari rasa sayang dan cinta, diterapkan di kondisi yang syari insyaAllah sungguh menyenangkan, menghangatkan, mencairkan, melanggengkan, dan membawa senyum, wajah berseri istri yang tersipu malu . . . . Agama Islam tak melarang hal ini, Rasulullah SAW memberi tauladan untuk senantiasa menyenangkan hati istri. Mungkin ini satu cara cerdas dan murah untuk mengaplikasikannya ^^. Ehmmm, dan wanita mana sih yang tak suka dirayu hehe.


Jumat, 06 Januari 2012

Bola Bekel

Bola Bekel, atau ada yang menyebutnya bekelan, mungkin saya atau yang lain kenal sangat dengan nama salah satu permainan ini. Permainan jadul, yang banyak dimonopoli anak perempuan. Alat permainan yang terdiri dari bola bekel yang terbuat dari karet sehingga mudah sekali terpental dan 5 biji bidaknya yang berbentuk unik terbuat dari semacam kuningan. Bola bekel atau bekelan ini memanglah permainan yang kuno, mungkin nyaris punah. Dulu saya dan teman-teman kecil saya suka memainkannya. Disela waktu istirahat saat disekolahan , atau pulang sekolah janjian dengan teman hanya untuk main bola bekel.


Saya tak terlalu jago main permainan ini, berbeda dengan karib saya yang jago 2 jempol. Tangannya terampil sekali, lihai membolak-balik biji bidak, cepat kilat menangkap bola. Meraup semua biji dan menebarkan kembali. Satu kali teman saya ini mendapat jatah bermain, maka yang lain harus bersabar menunggu dia bermain bermenit-menit. Berharap-harap cemas, berdecak kagum, juga mengeluh karena bolanya tak kunjung terlepas.


Ternyata permainan kuno ini masih ada juga peminatnya. Beberapa kali, beberapa waktu yang lalu saya melihat murid-murid saya bermain permainan ini. Saat itu saya sedang asyik mengerjakan analisis nilai Ulangan Harian di meja saya di dalam kelas IV sementara anak-anak sedang istirahat. Beberapa diantara mereka, sekitar 5, 6 anak berkumpul duduk melantai di bawah whiteboard, itu artinya dekat sekali dengan tempat duduk saya. Ternyata mereka hendak bermain bola bekel. Asyik sekali mereka, karena seru berhasil mengalihkan perhatian saya dari lembar-lembar kertas ke kumpulan mereka. Saya perhatikan tambah seru, dan asyik sekali. Sontak saya teringat masa kecil saya, sebenarnya ingin sekali saya turun turut serta mencoba. Toh mereka akan dengan rela dan senang hati mempersilahkan. Namun, saya urungkan niat tersebut. Hehehe . . . saya malu, malu kalau saya tidak bisa, tangan saya sudah kaku bermain permainan ini.



Padahal diantara mereka ada yang terampil sekali, saya sampai geleng-geleng kepala. Begitu juga teman-temannya. Ada pula yang sangat amatir, sekali melempar bola saja sudah terlepas ^^. Kalau saya perhatikan lagi tata cara permainan ini tidak berubah, yang berubah adalah bola bekelnya yang terbuat dari karet. Dulu saat saya kecil, bola bekel ukurannya sama semua. Lebih kecil dari bola tenis meja. Warnanya pun merah coklat buram, kurang menarik. Tapi bola yang anak-anak pegang, lebih besar lagi. Se bola tenis meja, bahkan ada yang sedikit lebih besar. Dan warnanya menarik sekali. Hijau terang, orange, merah terang tentunya dengan motif benang yang khas. Tak hanya motif abstrak, ada juga yang bergambar kartun Dora atau Spongebob. Lucu sekali. Kalau biji bidaknya sama saja.


Kalau saya amati lagi permainan ini menarik dan bermanfaat. Permainan ini melatih anak untuk terampil dan cekatan. Selain itu juga diperlukan strategi bagaimana menebar biji bidak agar jatuh dengan posisi yang menguntungkan. Pemain harus teliti, berhati-hati dalam membolak-balik biji bidak agar tak menyentuh biji yang lain. Selain itu pemain juga harus tetap memperhatikan bola yang dilempar. Artinya permainan ini juga melatih anak untuk bisa berpikir cepat, dan tepat. Lebih dari itu permainan masa kecil saya ini, mengajak anak untuk hidup sosial. Tentunya bermain bola bekel tak akan seru jika dimainkan sendiri, tiada kawan. Dan sebaliknya akan seru habis jika ada 5-6 orang yang bermain bersama bergantian, menentukan siapa yang menang.


Unik, menarik, bermanfaat, juga seru permainan bola bekel ini, permainan jadul, juga masih banyak lagi permainan masa lalu yang hebat. Dan saya yakin tidak semua anak-anak sekarang yang mengenal permainan ini. Bahkan mereka lebih kenal permainan mahal dari aplikasi-aplikasi di HP atau PC. Asyik bermain game online atau PS, karena ini pula yang berhasil saya amati dari prilaku siswa-siswa saya. Nah, yuk mari kita kenalkan permainan ini ke adek-adek kita, keponakan kita, anak-anak kita. Juga mungkin yang seprofesi dengan saya bisa mengenalkan ke siswa-siswanya. Pernah membaca sebuah PTK (Penelitian Tindakan kelas) yang membahas permainan ini untuk mengajarkan pelajaran Matematika.


Demikian, kadang sesuatu yang telah usang tak bisa kita abaikan begitu saja. Karena ada kearifan hikmah yang sering muncul, namun luput dari pemikiran.


*) gambar diambil dari sini