Pages

Rabu, 29 Agustus 2012

Kaki Bengkak di Pekan 37

Alhamdulillah, kehamilan saya sudah berusia 37 minggu. Harapan saya 3 minggu lagi sudah bisa melewati proses persalinan dan bertemu dengan "dedek".

Pada tanggal 23 Agustus 2012, dengan diantar suami saya control ke dSOG langganan saya di RSI Siti Aisyah Madiun. Tidak ada keluhan yang mengkhawatirkan, hanya sering kencang di perut. Hasil pemeriksaan dengan USG dan rabaan tangan dokter Santi, Berat badan dedek sudah 2000 gram, posisi sudah bagus, belum turun ke panggul, plasenta jauh dari jalan lahir, air ketuban cukup, dedek sehat, detak jantung bagus. dr. Santi menjelaskan kalau bayi sudah turun, dada akan terasa lebih longgar dan nyaman. Namun tekanan ke bawah semakin terasa dan bertambah tidak nyaman. Menyarankan untuk tetap minum suplemen dan kembali 2 pekan lagi. Saya bersyukur, ternyata puasa satu bulan penuh tidak mengurangi asupan nutrisi dedek. Justru berat badan saya bertambah, dari 49 kg menjadi 51 kg. hehe, baru kali ini saya puasa kemudian berat badan naik :p.


Tanggal 27 Agustus 2012, saya kembali masuk kerja. Setelah sebelumnya libur sekitar Hari Raya Idul Fitri 2 minggu. Pagi hari, saat memakai sepatu saya merasa sepatu saya terasa lebih sesak. Ehm . . . saya fikir efek libur, sepatu jarang dipakai jadi agak menyusut. Seharian itu saya tetap enjoy dan nyaman dengan kaki dan sepatu saya. Tetapi ini tak berlaku untuk keesokan harinya. Selasa siang saat mengajar, saya merasakan kaki saya kemeng, agak nyeri, kesemutan. Sampai di rumah, setelah melepas sepatu dan kaos kaki saya selonjorkan kaki saya di tempat tidur. Saya perhatikan kaki, agak aneh, berbeda dari biasanya. Seperti lebih gemuk. Saya minta tolong suami agar juga ikut memperhatikan. Beliaupun berpendapat yang sama, lebih gemuk. Ternyata benar kaki saya agak bengkak. Terlihat bedanya dari hari biasa, walaupun tak terlalu signifikan. Tetap saja saya khawatir.


Usia makan siang, saya melihat buku referensi tentang kehamilan, tentang "Kaki Bengkak". Membacanya saya jadi agak ngeri. Dalam buku tersebut tertulis, penyebab pembengkakan kaki selama hamil antara lain:
  • peningkatan volume darah dan cairan tubuh (kira-kira 30% lebih banyak) 
  • gangguan sirkulasi darah karena tekanan terhadap pembuluh darah oleh rahim yang membesar
  • karena kadar garam (natrium) terlalu tinggi di dalam tubuh
Cara mengatasi kaki bengkak (menurut referensi yang saya baca):
  • istirahat di sela aktivitas. Menghindari posisi tubuh monoton dalam waktu yang lama
  • melepas perhiasan yang ketat agar sirkulasi darah lancar
  • Jika tidur atau berbaring miring ke kiri dan posisi kaki lebih tinggi dari jantung
  • tidak duduk dengan kaki menggantung
  • minum banyak air untuk memperlancar metabolisme
  • olahraga teratur
  • kompres kaki bengkak dengan air dingin
  • konsultasi ke dokter/bidan jika bengkak berlanjut
Yang membuat saya agak khawatir adalah jika kaki bengkak diikuti naiknya tekanan darah, bisa jadi itu merupakan gejala pre-eklamsia yaitu naiknya tekanan darah pada ibu hamil tanpa diketahui sebabnya. Ini berbahaya, resiko untuk melahirkan secara normal. Bisa menyebabkan pendarahan hebat, stroke pada ibu saat melahirkan, sampai kematian ibu dan bayi. Saya jadi agak paranoid. Tetapi yang membuat saya tenang adalah saya hanya bengkak sedikit saja di kaki. Tangan dan wajah saya tidak ikut bengkak, saya tak merasa pusing, dan pandangan mata saya pun tidak kabur. Saya mencoba beristirahat, tidur miring ke kiri, barangkali hanya kecapekan. 


Sore harinya dengan diantar suami, saya pergi ke bidan Pristi (InsyaAllah rencananya melahirkan di rumah bersalin ini). Bu Pristi mengecek buku catatan medik saya. Saya menyampaikan keluhan saya dan ketakutan saya. Setelah dicek tekanan darah, alhamdulillah normal 110/70. Bukan Pre-eklamsia. Bu Pristi juga mengukur puncak fundus, dari hasil pengukuran diketahui berat dedek sudah 2170 gram, detak jantung oke. Dari hasil rabaan di perut bagian bawah, kepala sudah mulai masuk panggul. Saya senang sekali. InsyaAllah bisa lahir normal. Bu Bidan Pristi menyarankan untuk tidur dengan posisi miring ke kiri, kaki di beri bantal saat berbaring agar tidak bengkak, senam hamil, memperbanyak gerakan jongkok berdiri agar bayi cepat turun dan persalinan cepat. Untuk diet makan ketela, Mie, dan roti agar bayi tidak terlalu besar. Dan terus minum suplemen dari dokter. 


Hasil pemeriksaan sore itu, jelas membuat saya lebih enjoy. Seperti kata Bidan Pristi "enjoy saja". Bismillah, mudah-mudahan dengan segenap usaha, persiapan pra persalinan, hasil pemeriksaan, komunikasi dengan si dedek, segenap doa dan dukungan dari "calon abi", optimisme, semua akan berjalan lancar. Amin.

Minggu, 05 Agustus 2012

Tips Menjalankan Puasa Saat Hamil

Alhamdulillah, puasa Ramadhan sudah hari ke 16. Dan kehamilan saya sudah masuk pekan ke 34. Saya sangat bersyukur sekali, karena sejauh ini saya masih bisa menjalankan ibadah puasa dalam kondisi hamil tua dan cuaca yang lumayan panas, ditambah masih masuk kerja. 


Memang ada beberapa hal khusus yang saya siapkan untuk menjalankan puasa dalam kondisi hamil ini. Berikut akan saya share di blog ini, barangkali ada yang memerlukan informasi tips ini . .  .
  1. Niat dan Optimis, Semua berawal dari niat. Jika ibu hamil memang ingin menjalankan ibadah puasa, kuatkan niat. Niat beribadah puasa untuk menjalankan perintah dan mencapai keridhoan Allah SWT. Selain itu optimis, optimis mampu dan bisa menjalankannya. Rasa optimis ini, akan membawa dampak positif bagi kondisi psikologis dan kondisi fisik.
  2. Konsultasikan Ke Dokter dan Minta Multivitamin. Konsultasi ke dokter atau bidan anda. Bertanya tentang kondisi anda, kondisi si "dedek", juga kondisi kehamilan secara umum. Jika kondisinya oke, tak ada masalah. Dokter pasti akan acc untuk berpuasa. Saat saya berkunjung ke dokter di hari pertama Ramadhan, saya menyampaikan niat saya untuk berpuasa. Dan saya meminta dokter meresepkan multivitamin untuk saya. Untuk menjaga kondisi, juga menjaga asupan vitamin untuk saya dan bayi dikandungan saya.
  3. Bicara dengan Si "dedek". Mulai pekan 20an janin sudah bisa mendengarkan suara bundanya. Ajak dia bicara, kalau akan diajak berpuasa. Bujuk dan beri semangat untuk memberi dukungan agar si bunda kuat berpuasa.
  4. Perhatikan Makanan Sahur dan Buka. Saat sahur, memilih makanan yang lama dicerna. Misalnya karbohidrat dan sayuran agar tidak mudah lapar, juga minum susu dan air putih. Saat berbuka puasa, mulailah dengan minuman hangat yang manis, kurma cepat untuk memulihkan energi Asupan makanan saat berbuka juga harus tetap seimbang. Antara buka dan sahur perbanyaklah minum air putih.
  5. Cukup Beristirahat. Istirahat, jelas ini sangat diperlukan oleh ibu hamil. Apalagi saat berpuasa. Saya membiasakan tidur siang, sepulang saya bekerja. Tapi ingat terlalu lama kita tidur siang, kadang akan membuat tubuh menjadi lemas.
  6. Dukungan Suami dan Keluarga. Dukungan suami dan keluarga menjadi sangat penting karena akan memberikan dampak positif bagi psikologis ibu hamil.
  7. Jangan Paksakan Tubuh. Jika tubuh merasa sangat lemas, disertai dengan dada berdebar, segeralah berbuka. Artinya kondisi tubuh tidak fit. 

Demikian sedikit tips untuk menjalankan ibadah puasa bagi ibu hamil. Alhamdulillah, dengan langkah-langkah diatas sejauh ini saya masih lancar dalam berpuasa. Bismillah, mudah-mudahan kuat satu bulan penuh. Kuat yaa dek ^^. Amin.