Pages

Senin, 19 Juli 2010

SDN Rejosari Road To Jogja 2010

Setelah masa ujian usai, dan udah tahu nilainya bagus . . . rencana buat jalan-jalan pun dapat dilaksanakan. Dengan persiapan hanya sekitar 4 hari jadi juga kami ke Jogja. Biasanya neh, seperti tahun-tahun sebelumnya, kegiatan akhir tahun diisi dengan bertamasya ke taman bermain dan belajar. Yaitu di Jatim Park Malang atau Wisata Bahari Lamongan. Namun tahun ini anak-anak ingin beda. Mereka mengingankan pergi ke Jogja . . . Uhuy seneng juga neh gurunya.

Tanggal 24 Juni, yup pagi dini hari jam 03.00 udah siap berangkat, orang tua muridpun masih menunggu di halaman sekolah. Berkali-kali saya dihampiri orang
tua murid . . .

“Bu nitip Sara yaaa, jangan boleh deket-deket air kalo di pantai”

“Bu Yuli, tolong nitip Saskia yaaa . . . dia anaknya agak teledor” hehehe biasalah ortu melepas anaknya penuh dengan rasa khawatir. Malam sebelumnya saja, berkali-kali HP saya berbunyi menandakan SMS atau telepon dari wali murid. Apa pasal? Yaaa sama nitip si ini si itu.

Dan dengan bijaksana saya menjawab, “InsyaAllah bu, pak, doakan agar semuanya berjalan lancer dan selamat” ^^.


Jam 03.30, setelah berdoa bersama . . . berlahan tapi pasti 2 bus kapasitas 55 orang berangkat meninggalkan jalan Pandean II, membawa 79 siswa dan 11 orang guru. Menyusuri jalanan yang masih berteman gelap. Menikmati pagi dini yang syahdu. Tapi ada diantara anak-anak yang memilih melanjutkan tidurnya. Puku 04.45 Bus berhenti di sebuah masjid di daerah Mantingan, Ngawi (Perbatasan antara Jawa Timur dan Jawa Tengah), untuk melaksanakan shalat subuh tentunya.

Selesai shalat, perjalanan dilanjutkan. Kini dengan suasana lebih ceria. Sama cerianya dengan sinar mentari yang mulai menerobos kaca bus pariwisata. Indah sangat, kami seperti berpacu dengan ratusan pohon jati yang berwarna jingga, efek sang surya. Satu dua anak mulai terdengar suaranya, disusul oleh hampir semua temannya. Mentari sudah benar-benar menguak hari . . . mulai terang. Dan anak-anakpun mulai bernyanyi mengikuti lagu yang mengalun dari CD yang dimainkan oleh mas guide, ckckckckc . . . mereka hapal semua.


Akhirnya yang ditunggu-tunggu pun tiba, Bus berhenti di sebuah rumah makan, RM. Rapika . . . saatnya sarapan. Seperti dikomando, satu per satu turun memasuki RM. Mengambil sarapan, dan mencari tempat duduk ternyaman. Sepertinya semua lahap, walaupun sebenarnya soto yang disajikan terasa hambar . . . ups, Rosulullah mengajarkan kita agar tidak mencela makanan.

Acara makan me makan pun usai, setelah rehat sebentar lanjut lagiiii . . . Kali ini tujuannya Museum Dirgantara Mandala, yang letaknya di Kompleks Bandara Adi Sucipto miliknya AU.


Anak-anak begitu senang melihat pesawat terbang kuno, jaman penjajahan. Ketika di luar museum sesekali anak-anak mendongak ke atas, karena ada pesawat yang terbang sangat rendah hehehhe . . .kagum. ..namanya juga anak kecil^^


Sekitar 1 jam rombongan SDN Rejosari disitu. Perjalanan berikutnya ke Candi Borobudur, kayaknya ini yang paling ditunggu-tunggu oleh anak-anak. Karena dalam pelajaran IPS, guru IPSnya pernah menjelaskan kemegahan candi buatan Gunadarma ini. Bahkan mereka udah hapal bagian-bagian candi yang ada tiga tingkatan. Sekitar 2 jam perjalanan akhirnya nyampe juga. Setelah bus parker, reservasi tiket oleh biro wisatanya, rombongan kami pun diperbolehkan masuk. Dengan ditemani seorang bapak pemandu wisata kami berjalan perlahan menuju lokasi. Selangkah demi selangkah, akhirnya tampak juga Candi yang megah itu. Beberapa anak bersorak, akhirnya mereka bisa melihat candi terbesar di Asia Tenggara itu. Yang selama ini hanya mereka lihat pada buku pelajaran, atau miniature yang dibawa bu Yuli di dalam kelas ^^.



Menaiki tangga-tangga candi bukan perkara mudah, perlu energy untuk sampai ke puncaknya. Hufh, dengan perjuangan sampai juga di Stupanya. Bisa melihat pemandangan yang indah. Juga bukit Menoreh, yang alkisah adalah jelmaan Gunadarma “Sang Arsitek” yang tidur sambil menunggu Candinya. Karena di puncak mulai gerimis kecil-kecil, dengan panas matahari yang masih menyengat, terpaksa kami turun dari candi. Sampai 13.30 kami di komplek candi Borobudur.


Sambil istirahat di dalam Bus, kami menempuh perjalanan ke Pantai Parangtritis. Wouw . . . sejatinya inilah yang saya tunggu-tunggu. Sudah lama rongga dada ini tidak menghirup segarnya udara pantai, mendengar debur ombak yang riuh, terpaan angin laut yang kencang . . .




Akhirnya terbayar sudah kerinduan akan pantai dan laut. Sambil mengawasi anak-anak, sekali-kali meneriaki mereka agar tidak terlalu dekat dekat dengan bibir pantai, saya berkali kali memuji kebesaran-Nya. Maha besar Allah yang telah menciptakannya.

Puas memandang laut, merasai angin pantai, saya penuhi paru-paru dengan segarnya udara pantai.

Semua ceria, semua bahagia, anak-anak berkejaran bermain sepakbola, bermain layang-layang (saya pun ikut serta memainkannya, jadi ingat masa kecil), membuat istana . . . atau apalah.

Hemh . . . akhirnya saya duduk di kursi tukang rujak di pantai, tentunya sambil menikmati rujak buah bersama rekan. Seorang ibu penjaja menawarkan dagangannya, katanya menjual undur-undur laut. Ehm, penasaran . . . kucoba satu rasanya mirip-mirip udanglah. Besarnya sejari. Karena saya tidak suka seafood, saya tidak beli. Rekan saya yang beli . . .10.000 dapat 7 bungkus. 1 bungkus beratnya sekitar 1 ons.


Undur-undur laut

lanjut, ke rencana berikutnya yang telah dijadwalkan oleh biro. Menuju ke Rumah makan untuk makan malam, sekalian shalat Maghrib.

Menikmati makan malam tetap dengan lahap, rasa lelah setelah bermain dan berbasah-basahan di pantai membuat energy terkuras, lapar...


Ke Jogja, rasanya belum lengkap jika belum ke malioboro . . . Malioboro malam memang senantiasa dirindukan. Tetapi tentunya bukan perkara mudah ke Malioboro dengan anak-anak kecil usia SD. Khawatir hilang dan terpisah dari rombongan... walhasil mata saya dan rekan-rekan harus siaga mengawasi kemana anak-anak melangkah. Bahkan ada ibu2 dari NTB yang bertanya ke rekan saya, "Wah sebanyak itu tadi muridnya semua ibu? nanti hapal, dan gak takut terpisah??" . . . hehehe InsyaAllah . . .


Tidak terlalu lama di Malioboro, karena sudah malam sekitar pukul 20.30. Padahal kami masih berniat untuk pergi ke pusat oleh-oleh Java. Memikirkan yang di rumah juga, sekedar sekotak atau dua kotak bakpia pathok^^.


Pada akhirnya, usai sudah perjalanan ke Jogja . . . perjalanan pulang alhamdulillah lancar. Gak ada yang mabuk perjalanan, semua anak tertidur ketika perjalanan pulang.


Sampai di halaman sekolah pukul 01.00 dini hari, halaman sekolah sudah ramai oleh wali murid yang menjemput. Energy sudah habis, baik energy tubuh maupun uang. Lelah sangat . . . padahal paginya. Masih harus masuk untuk membagikan rapot. Tapi dibalik kelelahan yang sangat tersebut, ada kesenangan. Semacam semangat dari hikmah-hikmah perjalanan. . .


3 komentar:

  1. wah,., pinter tenan ki mbak'e,. buat novel aja mbak,.,, jossss

    BalasHapus
  2. Assalamu'alaikum

    Salam kenal, saya mau minta ijin menggunakan salah satu foto yang ada disini untuk postingan saya:

    http://pawonndeso.blogspot.com/2012/01/obrolan-dapur-undur-undur-laut.html

    Link ke postingan ini saya letakkan di bawah foto. Terima kasih sebelumnya.

    Wassalamu'alaikum wr.wb

    BalasHapus
  3. @Jawari Mafnun: oke tidak apa2, silahkan! ^^

    BalasHapus