Pages

Jumat, 06 Januari 2012

Bola Bekel

Bola Bekel, atau ada yang menyebutnya bekelan, mungkin saya atau yang lain kenal sangat dengan nama salah satu permainan ini. Permainan jadul, yang banyak dimonopoli anak perempuan. Alat permainan yang terdiri dari bola bekel yang terbuat dari karet sehingga mudah sekali terpental dan 5 biji bidaknya yang berbentuk unik terbuat dari semacam kuningan. Bola bekel atau bekelan ini memanglah permainan yang kuno, mungkin nyaris punah. Dulu saya dan teman-teman kecil saya suka memainkannya. Disela waktu istirahat saat disekolahan , atau pulang sekolah janjian dengan teman hanya untuk main bola bekel.


Saya tak terlalu jago main permainan ini, berbeda dengan karib saya yang jago 2 jempol. Tangannya terampil sekali, lihai membolak-balik biji bidak, cepat kilat menangkap bola. Meraup semua biji dan menebarkan kembali. Satu kali teman saya ini mendapat jatah bermain, maka yang lain harus bersabar menunggu dia bermain bermenit-menit. Berharap-harap cemas, berdecak kagum, juga mengeluh karena bolanya tak kunjung terlepas.


Ternyata permainan kuno ini masih ada juga peminatnya. Beberapa kali, beberapa waktu yang lalu saya melihat murid-murid saya bermain permainan ini. Saat itu saya sedang asyik mengerjakan analisis nilai Ulangan Harian di meja saya di dalam kelas IV sementara anak-anak sedang istirahat. Beberapa diantara mereka, sekitar 5, 6 anak berkumpul duduk melantai di bawah whiteboard, itu artinya dekat sekali dengan tempat duduk saya. Ternyata mereka hendak bermain bola bekel. Asyik sekali mereka, karena seru berhasil mengalihkan perhatian saya dari lembar-lembar kertas ke kumpulan mereka. Saya perhatikan tambah seru, dan asyik sekali. Sontak saya teringat masa kecil saya, sebenarnya ingin sekali saya turun turut serta mencoba. Toh mereka akan dengan rela dan senang hati mempersilahkan. Namun, saya urungkan niat tersebut. Hehehe . . . saya malu, malu kalau saya tidak bisa, tangan saya sudah kaku bermain permainan ini.



Padahal diantara mereka ada yang terampil sekali, saya sampai geleng-geleng kepala. Begitu juga teman-temannya. Ada pula yang sangat amatir, sekali melempar bola saja sudah terlepas ^^. Kalau saya perhatikan lagi tata cara permainan ini tidak berubah, yang berubah adalah bola bekelnya yang terbuat dari karet. Dulu saat saya kecil, bola bekel ukurannya sama semua. Lebih kecil dari bola tenis meja. Warnanya pun merah coklat buram, kurang menarik. Tapi bola yang anak-anak pegang, lebih besar lagi. Se bola tenis meja, bahkan ada yang sedikit lebih besar. Dan warnanya menarik sekali. Hijau terang, orange, merah terang tentunya dengan motif benang yang khas. Tak hanya motif abstrak, ada juga yang bergambar kartun Dora atau Spongebob. Lucu sekali. Kalau biji bidaknya sama saja.


Kalau saya amati lagi permainan ini menarik dan bermanfaat. Permainan ini melatih anak untuk terampil dan cekatan. Selain itu juga diperlukan strategi bagaimana menebar biji bidak agar jatuh dengan posisi yang menguntungkan. Pemain harus teliti, berhati-hati dalam membolak-balik biji bidak agar tak menyentuh biji yang lain. Selain itu pemain juga harus tetap memperhatikan bola yang dilempar. Artinya permainan ini juga melatih anak untuk bisa berpikir cepat, dan tepat. Lebih dari itu permainan masa kecil saya ini, mengajak anak untuk hidup sosial. Tentunya bermain bola bekel tak akan seru jika dimainkan sendiri, tiada kawan. Dan sebaliknya akan seru habis jika ada 5-6 orang yang bermain bersama bergantian, menentukan siapa yang menang.


Unik, menarik, bermanfaat, juga seru permainan bola bekel ini, permainan jadul, juga masih banyak lagi permainan masa lalu yang hebat. Dan saya yakin tidak semua anak-anak sekarang yang mengenal permainan ini. Bahkan mereka lebih kenal permainan mahal dari aplikasi-aplikasi di HP atau PC. Asyik bermain game online atau PS, karena ini pula yang berhasil saya amati dari prilaku siswa-siswa saya. Nah, yuk mari kita kenalkan permainan ini ke adek-adek kita, keponakan kita, anak-anak kita. Juga mungkin yang seprofesi dengan saya bisa mengenalkan ke siswa-siswanya. Pernah membaca sebuah PTK (Penelitian Tindakan kelas) yang membahas permainan ini untuk mengajarkan pelajaran Matematika.


Demikian, kadang sesuatu yang telah usang tak bisa kita abaikan begitu saja. Karena ada kearifan hikmah yang sering muncul, namun luput dari pemikiran.


*) gambar diambil dari sini

6 komentar:

  1. wah ya ndak papa sekali-kali main bekelan ama muridnya, untuk mengenang masa kecil.

    BalasHapus
  2. lihat fotonya jaid inget masa kecil suka main bola bekel ini :)

    BalasHapus
  3. Manfaat main bekel yang ditulis mbak yuli membuat saya banyak bersyukur, saya masih termasuk generasi yang dulu rajin main bekel..semoga cekatan, berpikir cepat dan tepat itu masih tertanam dengan baik. hehee..

    BalasHapus
  4. @ Mas Fifin: Ndak lah, kapan2 saja pinjam bekel nya kingkin ^^

    @Mbk Ely: Sama dong mbak^^

    @Riris: Amin, sepertinya masih Ris, cekatan-berpikir cepat dan tepat. Mudah2an sampe nenek2 begitu yaa hehehe

    BalasHapus
  5. @fin, @yuli : wis main bekel di rumah nya aja fin, berdua. Keliatannya lucu gitu ya udah gedhe masih main bekel, apalagi suami-istri.
    Dulu sempet main bekel juga waktu kelas 4, tapi gak terlalu jago.

    BalasHapus
  6. mas, kalau cara buatnya tau gak, tolong bagi bagi info mas, mau kado buat cewek nih hahahaha

    BalasHapus