Pages

Sabtu, 08 Januari 2011

Masjid Kenangan

Sudah sekitar 4 tahun secara rutin, kembali saya bisa mengunjunginya. Setelah 3 tahun tak pernah ke tempat ini, ternyata masih sama. Bentuknya tak berubah, masih tampak gagah. Hanya saja ada penambahan di sana-sini, yang membuat lebih bagus, bersih, indah, dan nyaman sebagai tempat suci. Setiap duduk di serambinya, lalu membiarkan dua mataku menyapu sekitarnya, selalu saja ada kenangan manis bersama teman-teman dulu di tempat ini. Tempat yang tak sekedar untuk rehat dari kepenatan soal trigonometri atau apalah saya lupa namanya.



Masih sama, letak stirofom yang difungsikan sebagai mading juga masih pada tempat yang sama. Hanya saja isinya tak terlalu kreatif, sekreatif teman-teman yang dulu menjadi redaksinya. Sering, dulu . . . setiap kamis sore, saya melihat beberapa ikhwan dan akhwat sibuk memasang mading,,,deadline. Agar bisa tampil manis pada Jumat pagi. Mereka begitu kreatif menawarkan tulisan yang cerdas, lucu tapiii juga syar’i. Sampai menjelang maghrib tampaknya mereka baru usai, demi dakwah sekolah . . .insya Allah.



Ada juga yang masih sama, ruangan kecil yang menempel di tempat ini. Tak luas, tampak bersahaja. Dengan ukuran yang hanya sekitar 2,5 x 1,5 meter, ruang ini lebih tampak seperti gudang. Namun, ketika masuk ke dalamnya lantai berkarpet dan rak-rak buku tampak berderet. Saat itu saya, teman-teman, dan semua menyebutnya perpustakaan tempat yang nyaman itu. Karena kecil saja, tentunya yang bisa masuk ke dalamnya hanya beberapa saja. Dan pastinya bergantian hari antara ikhwan dan akhwatnya. Dulu saya sering meminjam buku-buku yang menjadi koleksinya. Novel-novel Serial “Aisyah Putri” nya Asma Nadia sampai buku-buku foenomenal Harun Yahya.



Bagi saya (dan mungkin teman-teman lainnya) tempat ini memang luar biasa, letaknya cukup strategis di tengah-tengah kompleks para pelajar menuntut ilmu. Selalu saja “adem” bila berada di tempat ini. Mungkin berawal dari tempat ini juga saya bisa belajar tentang makna hidup dengan lebih baik, berawal dari sini saya mengenal teman, saudara-saudara yang mengagumkan semangatnya. Aaahhhh....mengingat semua itu membuat rindu untuk kembali bersama-sama.


Tempat yang luar biasa itu, yang menumbuhkan semangat itu, yang dulu jika saya ke situ selalu bertemu dengan saudara-saudara yang menyejukkan kalbu itu, adalah Masjid Al Hakim. Masjid yang saat ini masih berdiri dengan anggun di SMA tempat saya menimba ilmu.
Sekarang, setiap pekan sekali saya punya kesempatan untuk kembali mengujunginya. Bertemu dengan adek-adek SMA yang juga mempunyai semangat luar biasa. Dalam sebuah kumpulan kami bertemu, mentarbiyah-tertarbiyah, saling mengisi, saling menularkan semangat.... Dan setiap hal tersebut berulang, berulang juga saya bersyukur, bersyukur pernah berada disini, bersyukur pernah seperti mereka, bersyukur pernah menjadi bagian masjid ini . . . .

2 komentar:

  1. subhanallah masjid yang mempertemukan saudara-saudara seiman, bersama dalam belajar, bercanda dan tentu saja beribadah menjadi hal yang selalu ingin kami lakukan.

    Klo aku entah dari kapan tidak mengunjunginya, rasanya kangen memang, semoga suatu saat bisa kembali mengulas memory yang indah yang tertanam kuat tentang bangunan megah itu

    BalasHapus
  2. Kangen juga. terima kasih yuLi, obat kangen-nya,,,Semoga suatu saat kita bisa kumpuL2 Lagi di sana ya,,,

    :*

    BalasHapus