Pages

Jumat, 19 September 2008

Idul Fitri dan Silaturahmi yang Penuh Berkah

Ah, sungguh tidak terasa. Ramadhan sudah hampir memasuki sepuluh hari ketiga, sementara target Ramadhan masih belum mencapai setengahnya...ups!!! Sekali lagi detik-detik perpisahan itu mulai terasa. Ada penyesalan yang siap-siap membuntututi ketika melangkah menjelang Syawal.

Yup! Ramadhan itu identik dengan bulan kebersamaan. Senyuman Ramadhan pun menjadi kenangan terindah bagi siapa saja yang sungguh-sungguh menikmati oleh-oleh dari sang tamu, berupa rahmat, berkah dan maghfirah dari Tuhannya. Namun sang tamu yang bernama Ramadhan tadi tidak lantas meninggalkan penduduk dunia ini dengan kehampaan. Dia sapa "sahabat dekatnya" yang bernama Syawwal untuk memberi wejangan kepada penduduk yang beriman yang tidak kalah peran menghiburnya dari dirnya.

Syawwal adalah sebuah momentum bagi insan-insan yang bertakwa, untuk tidak mengendorkan semangat beribadah. Hendaknya mengambil falsafah hidup seorang pembalap. Seorang pembalap, yang menekuni pelatihan dalam sirkuit training untuk menimba pengalaman, mengenal medan balap dan teknik memacu mobil dengan kecepatan tinggi, hingga pada akhirnya si pembalap tadi keluar dari sirkuit pelatihan menjadi pembalap professional yang kian apik prestasinya dan semakin lihai mengendalikan kemudi dan pedal gas. Maka demikianlah hendaknya Syawwal dengan pelatihan sebelumnya sebulan penuh berupa puasa, shalat malam, dan puncaknya menunaikan zakat fitrah, memantapkan diri dengan derajat ketakwaan yang lebih tinggi dan kualitas ibadah yang semakin melejit.

Idul Fitri berdasarkan makna etimologis berasal dari kata "ied"(awdun) yang berarti "kembali" dan "fithri" yang berasal dari "futhur"yang berarti "berbuka" dan "fithrah" yang berarti fitrah dan kesucian (nature). Dengan Idul Fitri, diharapkan seorang muslim dapat memasuki era kehidupan baru, seorang muslim diharapkan mampu secara istiqamah mengikuti petunjuk Allah (hidayah).

Hikmah terbesar Idul Fitri yang tidak boleh kita lupakan adalah silaturahmi. Nuansa Idul Fitri hendaknya menjadi tonggak awal untuk memperkuat kembali ukhuwah yang dahulu pernah tecerai berai. Mari kita rajut bersama "benang". Moment itu yang kini banyak dimanfaatkan oleh berbagi kalangan untuk reunian pasca idul fitri. Alangkah baiknya, jika tidak hanya dijadikan sebagai ajang untuk mempercantik nilai-nilai material. Namun lebih dari itu, sebisa mungkin harus bisa memperbaiki nilai spiritual dan menambah semangat untuk lebih baik lagi. Sebuah pengalaman berhargapun selalu bisa diambil ketika berrtemu dengan teman-teman lama. Cerita-cerita sukses membuat diri tertrasnveri semangat baru. Ikatan ukhuwah juga meremaja, bersemi kembali.

Yup! Menjadikan sebuah pertemuan yang biasa memiliki nilai yang luar biasa.
Semoga kita tergolong orang-orang yang sadar akan nilai spiritual tersebut, sehingga tidak lupa akan essensi dari saripati Idul Fitri dan Syawwal, yang kini akan kita jelang. Amiin Ya Robbal 'Aalamiin.

1 komentar: