“Hanan
hari ini 1 bulan, terasa sekejap mata. Mengingat 1 bulan lalu, Alhamdulillah
sudah terlewati, banyak kemudahan dari Allah. Semoga Hanan selalu sehat, juga
bunda dan abinya”
Hari sebelumnya ada posyandu di
dekat rumah, saya datang membawa Hanan. Alhamdulillah beratnya bertambah, yang
ketika lahir hanya 2,7 kg menjadi 4 kg. Ehm
pantesan pundak bunda pegel-pegel kalau lama-lama menggendongmu.
Yaa 1 bulan ini, hari-hari saya
bisa dikatakan adalah hari-hari penuh proses adaptasi. Menjadi ibu baru, memang
tidak mudah. Apalagi saya menangani Hanan sendiri, suami tentu saja jarang di
rumah. Setelah acara walimah aqiqahnya Hanan langsung balik ke Bandung,
kelamaan ngambil cuti sampai kadaluarsa^^. Pulang 2 minggu sekali, dengan hanya
3hari di rumah. Bantuan dari orang di rumah, adalah dari kakak perempuan saya
yang juga punya balita usia 11 bulan dan juga bekerja, tentunya sangat
terbatas. Sementara orang yang saya mintai tolong merawat Hanan saat nanti saya
sudah masuk kerja, baru sanggup mulai pertengahan November. Bismillah, sudah
diniatkan juga bahwa selama saya masih cuti akan sekuat tenaga merawat Hanan
sendiri.
Jadilah hari-hari 1 bulan ini
adalah hari-hari luar biasa bagi saya. Melelahkan juga menyenangkan.
Menyenangkan bukan berarti tanpa air mata, tetap saja saya yang cengeng ini
mudah menangis. Entah menangis karena haru menatap Hanan. Juga menangis yang
konon adalah gejala Baby Blues Syndrom.
Babyblues yang saya alami lebih karena merasa sendiri, 1-2 hari setelah suami berangkat
ke Bandung pasca saya melahirkan adalah yang paling berat. Namun saya sadar,
tak boleh terkungkung dalam syndrome ini. Maka saya berusaha selalu berpositif
thingking. Pada intinya berusaha ikhlas, sabar, tak boleh mengeluh. Yang selalu
saya ingat adalah filosofi bahwa untuk mendapatkan amanah ini saya dan suami
setiap hari dalam kurun waktu hampir 3 tahun “merengek-rengek” pada Allah,
setelah mendapatkan dan kini ada di tangan, masak
sih harus ditanggapi dengan keluhan. Pun semuanya harus dihadapi penuh
syukur.
Alhamdulillah, dengan segenap
usaha semua bisa berjalan dengan normal apa adanya. Saat menyusui saya lebih
memilih dengan posisi berbaring, sehingga saat Hanan tertidur saya pun dengan
mudah juga ikut tertidur . . . hehe, sekalian istirahat. Ketika Hanan nyaman di
strollernya seperti saat saya menulis artikel ini, saya bisa tetap ngenet, ngeblog, juga memutar mesin
cuci. Sembari sesekali mengontrol Hanan, sambil menggoyang-goyang strollernya
dengan kaki agar tetap nyaman. Alhamdulillah, banyak kemudahan.
1 bulan Hanan, belum terlalu
banyak perkembangan yang nampak. Yang jelas secara fisik dia lebih besar, lebih
pandai nenennya (jadi ingat awal-awal
dirumah setelah pulang dari RS, Hanan nangis keras dan lama berulang-ulang
karena lapar, sementara dia belum pandai menghisap ASI. Berusaha bersabar,
namun rasa dihati tak bisa diajak berdamai. Akhirnya menyerah pada 40ml sufor. Alhamdulillah
sekarang sudah full ASI. Bismillah). Sudah banyak bergerak, kuantitas tidurnya
sedikit berkurang, walaupun hari-harinya masih tetap diisi dengan tidur . . . hehe namanya juga bayi, kerjaannya tidur.
1 bulan ini memang terasa
sekejap mata, namun insyaAllah rasa syukur atas keberadaan Hanan tak sekedar
sekejap mata. Karena saat memandangnya, bersamanya yang mendominasi hati adalah
rasa syukur, rasa syukur, dan rasa syukur.
horeee Hanan naik 2 kg lebih.
BalasHapusHah, yaa enggak lah Bi. naik 1,3kg hehe
HapusSemangat mbaaakk...gak bayangin terharunya dek hanan nanti klo baca tulisan-tulisan kedua orang tuanya :)
BalasHapusAssalamu Alaikum wr-wb, perkenalkan nama saya ibu Rosnida zainab asal Kalimantan Timur, saya ingin mempublikasikan KISAH KESUKSESAN saya menjadi seorang PNS. saya ingin berbagi kesuksesan keseluruh pegawai honorer di instansi pemerintahan manapun, saya mengabdikan diri sebagai guru disebuah desa terpencil, dan disini daerah tempat saya mengajar hanya dialiri listrik tenaga surya, saya melakukan ini demi kepentingan anak murid saya yang ingin menggapai cita-cita, Sudah 9 tahun saya jadi tenaga honor belum diangkat jadi PNS Bahkan saya sudah 4 kali mengikuti ujian, dan membayar 70 jt namun hailnya nol uang pun tidak kembali, bahkan saya sempat putus asah, pada suatu hari sekolah tempat saya mengajar mendapat tamu istimewa dari salah seorang pejabat tinggi dari kantor BKN pusat karena saya sendiri mendapat penghargaan pengawai honorer teladan, disinilah awal perkenalan saya dengan beliau, dan secara kebetulan beliau menitipkan nomor hp pribadinya dan 3 bln kemudian saya pun coba menghubungi beliau dan beliau menyuruh saya mengirim berkas saya melalui email, Satu minggu kemudian saya sudah ada panggilan ke jakarta untuk ujian, alhamdulillah berkat bantuan beliau saya pun bisa lulus dan SK saya akhirnya bisa keluar,dan saya sangat berterimah kasih ke pada beliau dan sudah mau membantu saya, itu adalah kisah nyata dari saya, jika anda ingin seperti saya, anda bisa Hubungi Bpk Drs Tauhid SH Msi No Hp 0853-1144-2258. siapa tau beliau masih bisa membantu anda, Wassalamu Alaikum Wr Wr ..
BalasHapus