Tentunya banyak
persiapan yang harus saya lakukan untuk menyambut dinamika baru dalam kehidupan
saya, yang akan mewarnai rutinitas saya. Kalau sejak Hanan lahir 18 September
2012 sampai akhir Oktober, saya menangani Hanan sendirian, untuk persiapan
kembali bekerja sudah 1 minggu ini saya sudah ada yang membantu. Saya berpikir
waktu 1 bulan sangat cukup untuk membuat saya, Hanan, dan yang momong Hanan untuk beradaptasi. Sudah 1
minggu ini kami memulai beradaptasi. Saya buat scenario seolah-olah saya sudah
masuk kerja, jadi nyaris mulai jam 06.30 sampai 12.30 saya tak memegang Hanan,
walau saya ada di rumah. Saya hanya melihatnya tertidur di strollernya, menyapanya tanpa menyentuhnya. Saya akan kembali
menggendong dan menyusuinya setelah jam 12.30. Aaahhhh, begitu saja rasanya
sudah sangat kangen. Hari pertama kedua beradaptasi, saya merasa Hanan diambil
sementara dari saya . . . hehe agak lebay
ya, maklumlah 1,5 bulan saya benar-benar menangani Hanan sendiri.
Mengadaptasikan
Hanan juga, terutama untuk melihat pola menyusu
Hanan. Selama saya cuti 1,5 bulan, Hanan minum sesukanya. Setiap dia
menginginkan, saya juga siap sedia menyusuinya. Bahkan sebelum dia lapar atau
bangun dari tidurnya, saya berikan lebih dulu. Jadi Hanan tak pernah merasa
kelaparan. Sudah kesepakatan bersama suami, sejak saya hamil. Akan memberikan
ASI eksklusif (ASIX) untuk anak-anak kami (Hanan
juga adik-adiknya kelak). Sehingga karena saya bekerja perlu planning
sendiri untuk bisa ASIX. Sebelumnya saya sudah belajar dan praktek perah ASI,
baik menggunakan tangan ataupun alat. Saya sudah punya 6 botol stock ASI dengan
ukuram beragam saat mulai adaptasi. Nah mengadaptasikan Hanan dengan dot ASI,
dan menghitung kebutuhannya, serta jam minumnya. Sebenarnya meminumkan ASI
Perah (ASIP) dengan dot tidak disarankan, dikhawatirkan akan bingung putting. Alhamdulillah
seminggu ini saat mencoba, Hanan tak menolak saat diberi dot (saya pakai merk
H*K*) kemudian saat menyusu langsung ke saya juga tampak enjoy aja. Seminggu ini pula saya menunggu-nunggu jam sekitar saya
sampai di rumah nanti saat mulai kerja, kalau jamnya sudah tiba, yang momong Hanan akan mengatakan, “Itu Bunda sudah pulang” sambil
menyerahkan Hanan pada saya, saya menciumnya, menggendongnya, lalu menyusuinya
dengan posisi favorit kami berdua. Aih .
. . rasanya seperti benar-benar tak jumpa seharian penuh. Jadi ingat suami,
yang harus bersabar selama 2 minggu untuk bisa menggendong putrinya, sabar dulu yaa Abi.
Hanan
termasuk bayi perempuan yang kuat menyusunya (mbah utinya mengatakan “roso”), jadi waktu menyiapkan ASIP yang
sudah dicairkan dan dihangatkan sebanyak 60ml, sekitar 5 menit sudah tandas
habis. Masya Allah nduk, bunda memerah
60ml ASI sekitar 30 menit wewww. Tapi itu tak masalah, justru semakin
membuat saya giat memerah ASI. Dalam kurun waktu jam 07.00 – 12.00, Hanan saya
coba minum pukul 08.30, 10.30 sebenarnya agak kasihan saat mencobanya karena
dia beberapa kali menangis ingin minum, tapi saya ingin membuatnya lebih
teratur dan disiplin. Karena kesehariannya dia sangat suka menghisap, maklumlah
bayi . . . menghisap akan membuatnya sangat nyaman, Hanan memerlukan sekitar
200ml ASIP (2 botol kaca tutup karet) saat jam kerja saya.
Saya juga mengajari
yang momong Hanan, bagaimana cara
menyajikan ASIP. Mulai dari mengambilnya di freezer/kulkas, cara mencairkan dan
menghangatkan, sampai daya tahan ASIP itu sendiri di suhu ruang. Sebenarnya
yang membantu menjaga Hanan saat saya bekerja nanti, sudah cukup berpengalaman
merawat bayi dan balita, namun untuk bayi yang diberi full ASI baru Hanan yang
dia tangani. Seminggu ini saya juga belajar memerah ASI di jam-jam istirahat
saya, jadi walau dirumah saat kira-kira jam istirahat mengajar saya juga
memerah ASI, memperhitungkan waktunya dan berapa banyak yang diperoleh.
Bismillah, seminggu ini
saya dan Hanan telah mencoba beradaptasi. Menikmati dinamikanya, kadang memang
terasa sangat tak mudah, berlelah-lelah. Namun, janji Bunda dan Abi untuk
memberikan yang terbaik untukmu nduk
akan sekuat tenaga kami usahakan. Jadi ingat slogan salah satu organisasi
pecinta ASI, “Berikan hak bayi untuk memperoleh ASI” ^^.